Dorong Produktivitas, Kostratani Perkuat Akses Modal Petani Melalui KUR

By Admin


nusakini.com - Karawang - Kemudahan permodalan usaha pertanian melalui Kredit Usaha Tani (KUR) kini semakin terbuka lebar bagi petani. Sebab, Kostratani menjamin produktivitas pertanian melalui penguatan aspek Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan SDM yang handal dan berkualitas, beragam inovasi dengan basic teknologi pertanian akan dihasilkan. Muaranya berupa peningkatan value ekonomi dan kesejahteraan bagi petani.

 "Pemerintah memiliki fasilitas luar biasa dan tidak memberatkan petani. KUR tentu menjadi solusi ideal bagi petani untuk mengakses permodalan. Slotnya saat ini masih tersedia dalam jumlah besar. Silahkan saja KUR ini digunakan, termasuk petani di Karawang yang baru menjadi member Kostratani," tegas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), Rabu (19/8).

Melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Kostratani resmi beroperasi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (19/8). Aktivasinya dimulai pada 2 Balai Pelatihan Pertanian (BPP) di Karawang. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengungkapkan, petani bisa mengoptimalkan fasilitas KUR yang diberikan pemerintah.

 “Sinergi yang strategis akan dibangun Kostratani dan stakeholder pertanian Karawang, khususnya petaninya. Segala bentuk persoalan mereka akan diatasi bersama, termasuk permodalannya. Petani kini bisa leluasa mengakses permodalan melalui KUR. Tapi, yang terpenting produktivitas mereka tinggi,” ungkap Dedi.

 Dedi menambahkan, sepanjang 2020, pemerintah sedikitnya mengalokasikan anggaran Rp 50 Triliun untuk KUR Pertanian. Anggaran ini diarahkan untuk pengembangan budidaya komoditas pertanian, tanaman hortikultura, dan perkebunan milik petani. Semakin menarik, suku bunga yang ditawarkannya sangat bersahabat 6% per tahun. Untuk itu petani Karawang harus mengoptimalkan potensi KUR.

 “Kostratani tetap fokus kepada berbagai hal menyangkut aktivitas produksi pertanian. Starting point-nya memang ada pada SDM-nya. SDM ini 50% jadi kunci utama pendorong produktivitas. Kalau aspek ini terpenuhi, petani justru akan ditawari permodalan. KUR ini sudah banyak dinikmati petani. Kami berharap fasilitas ini bisa dioptimalkan petani-petani di Karawang,” lanjut Dedi.

 Dijelaskannya, aliran KUR mulai dinikmati manis oleh para petani. Hingga Kamis (14/5), dana KUR yang cair sudah mencapai sekitar Rp17 Triliun. Serapannya menyebar ke lini tanaman pangan sebesar Rp5,2 Triliun. Ada juga aliran KUR Rp5 Triliun di perkebunan, lalu Rp2,1 Triliun yang terserap tanaman hortikultura. KUR juga menetes ke jasa pertanian sebesar Rp275 Miliar hingga kombinasi pertanian senilai Rp941 Miliar.

 Jaminan permodalan melalui KUR tersebut dicairkan melalui beberapa lembaga perbankan. Untuk BRI sudah mencairkan KUR sebesar Rp12,1 Triliun, lalu Rp1,7 Triliun diberikan oleh Bank BNI. Bank Mandiri sudah mengalirkan KUR sebesar Rp1,6 Triliun. Meski demikian, KUR juga diberikan lembaga perbankan lainnya, termasuk di daerah-daerah.

 “Jumlahnya pencairan KUR kini tentu jauh lebih besar. Apalagi, aktivitas pertanian tetap normal selama Covid-19 dan memberikan impact sangat positif bagi perekonomian masyarakat. Untuk itu, silahkan saja mengakses KUR melalui lembaga perbankan yang ada. Persyaratannya relatif mudah dan ada banyak sekali fasilitas menguntungkan yang diberikan kepada petani,” kata Dedi lagi.

 Untuk mengakses KUR petani tinggal memenuhi beberapa persyaratan. Para petani ini harus memiliki lahan garapan produktif, rancangan pembiayaan produksi pertanian, hingga kelengkapan adminitrasi lainnya untuk checking dari pihak perbankan. 

Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana pun menjelaskan soal dukungan yang diberikan Kementan khususnya untuk Kabupaten Karawang luar biasa. 

 “Dukungan Kementan melalui BPPSDMP akan memberikan impact positif bagi pertanian Karawang. Kami berkomitmen untuk mendukung secara penuh penerapan Kostratani di Karawang. Kami tentu berharap adanya peningkatan produktivitas pertanian dan mendapat akses permodalan secara mudah. Dengan begitu, Karawang tetap akan menjadi sentra pangan nasional,” tutupnya. (Cha)